Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

ALTERNATIF ANGKOT SERAMBI MADINAH

Written By cindi on Sabtu, 01 November 2008 | 09.02

Bagi Anda yang belum sempat berkunjung ke Daerah Serambi Madinah, Gorontalo. Pasti belum mengenal dengan keberadaan kenderaan alternative masyarakat daerah ini. Apaan tuh.. (kedipkan mata sebelah.. kaya gayanya Bang Jaja Mihardja nih he..he..he.. ) ngelantur lagi deh.. ngga apa – apa kan? hitung – hitung buat nambah keywordnya mbah Google.. nyantai aja bro.. Kenderaan yang aku maksudkan diatas adalah Kenderaan BENTOR. Ciri - cirinya memiliki bentuk fisik setengah becak, setengah sepeda motor. Ban depan sepeda motor dikeluarkan. Lalu dicangkokkan badan becak yang sudah dimodifikasi, maka jadilah becak yang didorong oleh tenaga sepeda motor, bukan lagi dikayuh tenaga manusia.


Keberadaan Bentor di Kota Gorontalo yang sudah lebih dari tujuh tahun lebih ini berperan besar sebagai alat transportasi bagi warga kota berpenduduk sekitar 160.000 jiwa dengan luas wilayah 64,79 kilometer persegi. Alat transportasi ini sebenarnya lahir dari kreativitas para pemilik bengkel sepeda motor. Bentor tentu saja lebih cepat dibandingkan becak yang dikayuh manusia. Juga lebih efisien dibanding sepeda motor atau ojek yang muatannya terbatas.

Bahkan, bentor kini menjadi alat transportasi utama di kota Gorontalo. Tarif bentor umumnya Rp 2.000 per penumpang untuk jarak pendek dan menengah. Tarif jarak jauh tergantung negosiasi antara penumpang dan pengemudi bentor. Kalau dalam bentor ada dua penumpang jarak menengah, setiap orang masing-masing harus membayar Rp 2.000. Tapi kalau hanya ada seorang penumpang, meski jaraknya sama, penumpang itu cukup bayar Rp 2.000. Bentor bisa memuat sampai empat orang, termasuk pengemudi. Kalau terpaksa, ya... lima hingga enam penumpang pun bisa. Pengemudi bentor harus memakai helm pengaman seperti layaknya pengendara sepeda motor di jalan raya, dan tentu saja harus memiliki Surat Izin mengemudi dengan kategori SIM C. penghasilan pengemudi bentor bisa mencapai Rp 40.000 sampai Rp 60.000 per hari.

Hingga saat ini bentor di daerah Gorontalo semakin merajalela yang kini sudah mencapai kira – kira lebih dari 25.000 unit. Para pemilik bentor saling bersaing memodifikasi bentornya semenarik mungkin untuk mendapatkan minat penumpang. Berbagai assesories melengkapi penampilan mereka. Dari pemilihan jenis motor hingga perlengkapan jok dan audio yang sangat nyaman. Faktor penampilan bentor inilah yang kemudian menjadi pilihan utama bagi para penumpang yang sedang tidak terburu-buru, apalagi bagi anak sekolahan atau anak kuliahan. Bentor dengan tampilan bagus serta kualitas audio yang nyaman pasti akan langsung jadi pilihan utama.

Ongkos pembuatan bentor (di luar sepeda motor) Rp 2 juta. Kalau pasang saja hanya butuh satu hari. Tapi kalau memodifikasinya bisa sampai tiga hari. Secara garis besar bentor terbagi menjadi tiga kelas berdasarkan harga. Pertama bentor seharga Rp 2,25 juta (tanpa lampu di bemper), disusul kelas Rp 2,6 juta (bemper tebal tanpa lampu) dan bentor termahal seharga Rp 2,8 juta (dilengkapi bemper tebal berikut lampu layaknya mobil). Harga itu hanya kepala bentornya saja, tidak termasuk sepeda motor. Rata-rata sepeda motor yang digunakan adalah Honda (Fit X dan Revo).

Alasannya, klasik, irit dan onderdilnya gampang. Jadi kalau dihitung total biaya pembuatan bentor adalah Rp 13-14 jutaan, tergantung harga sepeda motornya. Penumpang depan, bila hujan terlindungi kaca plastik yang dapat dibuka tutup dengan mudah. Sayangnya para pembuat bentor tidak memusingkan soal safety. Contohnya, semua bentor yang beredar di Gorontalo tidak dilengkapi REM DEPAN. Bentor hanya menggunakan rem belakang motor yang berjenis drum brake. Bila dilengkapi rem depan cakram, harganya menjadi lebih sangat mahal. Orang ngga mau pesan.



Di sudut-sudut kota, bentor dengan berbagai merek motor berlalu lalang mengantar penumpang. Kehadiran bentor diakui warga Gorontalo sangat bermanfaat. Dulu warga Kota Gorontalo hanya bisa menggunakan angkutan kota. Kalau malam sudah tidak ada angkutan kota yang beroperasi, sementara kalau pakai ojek agak mahal tarifnya. Sekarang pakai bentor bisa kapan saja, dimana saja dan semauku. Kok, jadi iklannya Pro XL semauku, Jumlah bentor saat ini sudah sangat banyak sehingga sering menimbulkan kemacetan, terutama di jalan-jalan protokol dan kawasan sekitar pasar.

Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo belakangan ini dibuat gemas. Sebagian besar bentor beroperasi dengan plat nomor hitam alias milik perseorangan sehingga bisa dibilang ilegal. Kendaraan roda tiga yang satu ini ternyata juga tidak mempunyai trayek yang jelas. Dengan kondisi demikian, bentor menjadi “raja” di hampir seluruh ruas jalan di Kota Gorontalo. Tiada hari tanpa pemandangan lalu lalang bentor.

Angkutan umum ‘tak resmi’ ini bisa menyeruak ke mana saja terserah permintaan calon penumpang. Dalam beberapa hal, angkutan bentor juga “terbang” hingga ke sejumlah wilayah di perbatasan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Di antaranya pengemudi bentor tersebut bahkan tampak beroperasi sebagian ruas Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Pemprov Gorontalo dengan Pemprov Sulut. Dari sisi ekonomi, bentor cukup banyak men-safety-kan periuk nasi warga Gorontalo. But disisi lain, menjadikan lalu lintas di daerah ini jadi semrawut dan kemacetan di sana sini. Sehingga pada akhirnya Pemerintah Provinsi Gorontalo mengeluarkan sebuah Perda No. 6 Tahun 2006 tentang Pengaturan Penyelenggaraan Angkutan Kenderaan Bentor. Dengan harapan kedepan kenderaan alternatife masyarakat daerah ini akan mudah di tata dan diawasi keberadannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar